Pandemi Mengimbas Pariwisata Bali, Joger Gaet 97 Pemandu Wisata yang Terdampak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bali menjadi wilayah yang terimbas oleh pandemi COVID-19, terutama untuk sektor wisata. Ada banyak pemandu wisata di Bali yang terdampak dan kehilangan pekerjaan sehingga kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Untung, di tengah situasi sulit dan tidak menentu ini masih ada perusahaan yang bisa menyediakan kesempatan beraktivitas. Joger Pabrik Kata-Kata salah satunya. Tempat belanja oleh-oleh khas Joger di Bali yang mulai merangkak sejak 19 Januari 1981, mengajak pemandu wisata yang terdampak pandemi COVID-19 mulai Oktober 2020.
Armand Setiawan selaku Jr Chief Executive Officer Joger Pabrik Kata-Kata menyatakan, meskipun sempat ditutup selama tujuh bulan dari Maret sampai awal Oktober 2020, Joger tidak pernah melakukan pemutusan hubungan keluarga (PHK) kepada anggota keluarga Joger. Joger bahkan menambah seratus personel pemandu wisata terdampak masuk ke dalam "keluarganya".
“Salah seorang anggota keluarga bercerita melihat salah satu guide yang berjualan roti dengan penghasilan kecil. Melihat hal itu, kami melalui dewan guide berinisiatif menghimpun nama-nama yang terdampak. terkumpul sejumlah 60 orang yang setelah itu kami berdayakan, namun setelah itu kita tambah jumlah mereka, melalui informasi dari sesama pemandu wisata yang sudah mengikuti program pemberdayaan ini. Angkanya sempat mencapai 100 orang," beber Armand.
Laki-laki yang biasa dipanggil Armand Joger itu menjelaskan, para pemandu wisata tersebut aktivitasnya adalah melayani pengunjung Joger, yang berkunjung secara langsung ke toko maupun online (jastip). Setiap pemandu wisata bisa beraktivitas tiga kali dalam sebulan dengan penghasilan minimal Rp500.000 per satu kali kedatangan.
Joger sendiri adalah salah satu tempat belanja oleh-oleh khas Bali yang paling sering dikunjungi para wisatawan Bali. Kata-kata unik yang digunakan pada setiap produknya seperti kaus, sandal, topi, mug, gantungan kunci, stiker, dan lain-lain menjadi ciri khas tersendiri di antara berbagai produk oleh-oleh yang ada di Bali.
Armand menyatakan, pandemi COVID-19 memunculkan inovasi untuk tetap exist, yakni sekarang produk-produk Joger bisa diperoleh dengan cara berbelanja tanpa harus hadir. Para pecinta Joger akan dibantu oleh pemandu wisata yang akan mencarikan produk yang mereka cari. Kemudian barang akan dikirim menggunakan ekspedisi.
"Kali ini kami fokus melakukan kegiatan sosial ke anggota keluarga Joger, dan orang-orang yang sudah dan akan selalu mendukung eksistensi kami. Nanti kalau kondisi sudah kembali normal, kami akan melakukan kegiatan Garing seperti bedah rumah, membantu pendukung pasien yang kurang mampu, dan paket sederhana ke abdi masyarakat," pungkas Armand.
Lihat Juga: Manfaatkan Pariwisata Berbasis Masyarakat, Sandiaga Uno Berharap IHSA Bisa Naikkan Kunjungan Wisata
Untung, di tengah situasi sulit dan tidak menentu ini masih ada perusahaan yang bisa menyediakan kesempatan beraktivitas. Joger Pabrik Kata-Kata salah satunya. Tempat belanja oleh-oleh khas Joger di Bali yang mulai merangkak sejak 19 Januari 1981, mengajak pemandu wisata yang terdampak pandemi COVID-19 mulai Oktober 2020.
Armand Setiawan selaku Jr Chief Executive Officer Joger Pabrik Kata-Kata menyatakan, meskipun sempat ditutup selama tujuh bulan dari Maret sampai awal Oktober 2020, Joger tidak pernah melakukan pemutusan hubungan keluarga (PHK) kepada anggota keluarga Joger. Joger bahkan menambah seratus personel pemandu wisata terdampak masuk ke dalam "keluarganya".
“Salah seorang anggota keluarga bercerita melihat salah satu guide yang berjualan roti dengan penghasilan kecil. Melihat hal itu, kami melalui dewan guide berinisiatif menghimpun nama-nama yang terdampak. terkumpul sejumlah 60 orang yang setelah itu kami berdayakan, namun setelah itu kita tambah jumlah mereka, melalui informasi dari sesama pemandu wisata yang sudah mengikuti program pemberdayaan ini. Angkanya sempat mencapai 100 orang," beber Armand.
Laki-laki yang biasa dipanggil Armand Joger itu menjelaskan, para pemandu wisata tersebut aktivitasnya adalah melayani pengunjung Joger, yang berkunjung secara langsung ke toko maupun online (jastip). Setiap pemandu wisata bisa beraktivitas tiga kali dalam sebulan dengan penghasilan minimal Rp500.000 per satu kali kedatangan.
Joger sendiri adalah salah satu tempat belanja oleh-oleh khas Bali yang paling sering dikunjungi para wisatawan Bali. Kata-kata unik yang digunakan pada setiap produknya seperti kaus, sandal, topi, mug, gantungan kunci, stiker, dan lain-lain menjadi ciri khas tersendiri di antara berbagai produk oleh-oleh yang ada di Bali.
Armand menyatakan, pandemi COVID-19 memunculkan inovasi untuk tetap exist, yakni sekarang produk-produk Joger bisa diperoleh dengan cara berbelanja tanpa harus hadir. Para pecinta Joger akan dibantu oleh pemandu wisata yang akan mencarikan produk yang mereka cari. Kemudian barang akan dikirim menggunakan ekspedisi.
"Kali ini kami fokus melakukan kegiatan sosial ke anggota keluarga Joger, dan orang-orang yang sudah dan akan selalu mendukung eksistensi kami. Nanti kalau kondisi sudah kembali normal, kami akan melakukan kegiatan Garing seperti bedah rumah, membantu pendukung pasien yang kurang mampu, dan paket sederhana ke abdi masyarakat," pungkas Armand.
Lihat Juga: Manfaatkan Pariwisata Berbasis Masyarakat, Sandiaga Uno Berharap IHSA Bisa Naikkan Kunjungan Wisata
(tsa)